Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Blogger Jateng

Pro-Kontra Tentang Perlu Tidak nya Pendidikan Seks Bagi Para Remaja

Pro-Kontra Tentang Perlu Tidak nya Pendidikan Seks Bagi Para Remaja



Hingga sekarang, perdebatan tentang perlu tidanya pendidikan seks bagi par remaja juga tuntas. Sebagian kalangan yang tergolong modernis-progressif setuju bahwa pendidikan seks bagi para remaja perlu diberikan. 1 semester bagi sebagian kalangan konservatif tradisionalis tidak setuju terhadap pendidikan seks ini masi deiperdebatkan, maka hingga sekarang pendidikan seks belum dimasukkan kedalam kurikulum.

Masalah tersebut menarik untuk dikaji, apa pemikiran yang melatarbelakangi kelompok yang setuju dan tidak setuju terhadap diadakannya pendidikan seks bagi para remaja itu  apa yang seharusnya dilakukan di tengah-tengah pro-kontra tersebut?

1. Pro-Kontra tidaknya Pendidikan seks bagi remaja

Bagi kelompok yang pro-setuju perlunya pendidikan seks bagi rmaja paling kurang didasarkan pada tiga timbangan pemikiran sebagai berikut : 

a. bahwa penyimpangan seksual, atau hubungan seks diluar nikah yang dilakukan sebagaian remaja pada masa ini, disebabkan karena mereka tidak diberikan pendidikan seks sebelum menikah, baik dari segi kesehatan, sosial moral, dan sebagainy. Mereka tidak mengetahui tentang cara-cara mengedalikan diri agar tidak terjerumus kedalam perilaku tersebut, dan sebagiannya.

b. bahwa adanya rumah tangga yang kurang harmonis, tidak mampu bertahan lama, penuh kegoncangan dan pertentangan antara lain disebabkan karena sebelum mereka menikah, tidak diberikan pendidikan seks serta hal-hal lain yang ada hubungannya dengan kehidupan rumah tangga.

c. bahwa setiap manusia memiliki potensi dan kecenderungan seks yang amat kuat yang apa bila tidak didik dengan sebaik-baiknya, maka boleh jadi potensi seks dan dorongan biologis yang dimiliki manusia tersebut disalahgunakan pada hal-hal yang dapat merugikan dirinya sendiri, seperti melakukan hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan, hidup bersama tanpa ikatan perkawinan dan lain sebagainya. pendidikan.

2. Solusi Yang Dapat Ditawarkan

Menghadapi pro dan kontra sebagimana tersebut diatas maka perlu dicarikan jalan keluar (Solusinya) untuk ini dapat merujuk kepada petunjuk Al-Qur'an dan al-Sunnah.

Sebagaimana diketahui bahwa al-Qur'an dan al-Sunnah merupakan pedoman hidup bagi ummat islam yang dapat memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya, termaksud masalah pro dan kontra tentang pendidikan seks ini. dalam kaitan ini terdapat cacatan sebagai berikut : 

(a).bahwa al-Qur'an al-sunnah dan tegas, menyatakan bahwa manusia memiliki dorongan boilogis (syahwat) yaitu dorongan yang kuat terhadap hal-hal yang dapat mendatangkan kenikmatan badaniah seperti kebutuhan terhadap bersetubuh, makan, minum, pakaian, harta benda dan lain sebainy. Namun semua dorongan ini harus berada dalam bingkai moral dan etika yang luruh. dalam al-Qur'an, masalah seksual merupakan salah satu bukti kekuasaan Tuhan. Dorongan seksual tersebut diciptakan oleh tuhan dan dilekakkan dalam diri manusia untukk dipertanggung jawabkan dan disalurkan sesuai petunjuknya. Dengan penyaluran dorongan biologis ini maka terjadi dinamika kehidupan dan keberlangsungan generasi dapat dipertahankan

(b). bahwa untuk menyalurkan dorongan biologs tersebut yang demikian kuat itu, ajaran isla meletakkan syari'at berupa aturan pernikahan sedemikian rupa sebagaimana hal itu diatur dalam kitab-kitab fiqh. Jika aturan yang terdapat dalam kitab-kitan fiqh itu diikuti dengan baik, maka dapat dihasilkan tujuan sebagaimana telah disebutkan diatas. Dorongan biologis yang ada dalam diri manusia itu tak ubahnya seperti bensin yang dapat menyamber. Tetapi jika bensin ini diatur penempatannya dengan baik maka akan dapat mendatangkan manfaat, seperti menggerakkan roda kendaraan, roda pesawa, dan lain sebagainya. Dengan kendaraan dan pesawat tersebut maka manusia akan dapat menikmatinya dan mengantarkannya pada tujuan yang dicita-citakan.



Admin
Admin Selamat Bergabung dan Membaca! Jangan Lupa Share.

Post a Comment for "Pro-Kontra Tentang Perlu Tidak nya Pendidikan Seks Bagi Para Remaja"